DAMPAK SERING MARAHI ANAK

1. Menjadi penakut dan tidak percaya diri

Saat anak melakukan kesalahan, bukan berarti Bunda harus langsung memarahi dan membentaknya, ya. Ketika Bunda marah, Si Kecil mungkin akan diam. Namun, ia diam karena merasa takut dan terancam.

Hal tersebut bisa menyebabkan Si Kecil menjadi pribadi yang penakut, lho, Bun. Selain itu, terlalu sering dimarahi juga bisa menurunkan rasa percaya diri lantaran Si Kecil merasa apa yang ia lakukan selalu salah di mata Bunda.

2. Mengganggu perkembangan otak anak

Bunda mungkin berpikir bahwa memarahi anak tidak akan berefek secara fisik seperti memukul. Namun, tahukah Bunda? Penelitian menyatakan bahwa perkembangan otak anak yang sering dimarahi bisa terhambat dan ukurannya menjadi lebih kecil dibanding rata-rata anak seusianya. Jadi, terlalu sering memarahi anak benar-benar bisa berdampak secara fisik.

Bagian otak yang paling terpengaruh adalah bagian yang memproses suara dan bahasa. Hal ini terjadi lantaran otak cenderung lebih mudah memproses informasi dan peristiwa negatif dibandingkan yang positif. Dengan kata lain, bagian otak ini menjadi “tumpul” karena lebih sering mencerna informasi negatif.

3. Mengalami depresi dan gangguan mental

Memarahi anak mungkin membuat Bunda merasa didengar atau dihargai. Namun, sebenarnya dengan dimarahi, anak melakukan apa yang diperintahkan kepadanya atas dasar rasa takut, bukan karena menghargai. Ini bisa dikatakan seperti perilaku bully.

Selain rasa takut, anak juga bisa merasa tidak berharga, sedih, kecewa, dan terluka hatinya. Tentu saja ini berdampak buruk terhadap kesehatan mentalnya. Lama-kelamaan, dampak sering memarahi anak bisa membuatnya mengalami depresi.

Di kemudian hari, anak bisa saja mencari pelampiasan untuk meluapkan emosi negatifnya dengan merusak dirinya sendiri, misalnya menggunakan obat-obatan terlarang.

4. Menjadi sosok pemarah di kemudian hari

Ditempa dengan amarah secara terus-menerus bisa menyebabkan anak memiliki masalah mental dan perilaku di kemudian hari, misalnya anak bisa menjadi sosok yang lebih agresif. Selain itu, anak juga berpikir bahwa marah atau memaki adalah respons yang normal saat menghadapi masalah.

Jadi, anak akan meniru hal ini pula, baik pada teman, guru, atau orang di sekitarnya. Bahkan, anak mungkin saja jadi gemar berkelahi atau sering memukul bila sesuatu hal tidak berjalan sesuai keinginannya. Di masa depan, bukan tidak mungkin ia melakukan ini pada pasangan dan anaknya.

5. Sulit bergaul atau bersosialisasi

Tanpa disadari, dampak sering memarahi anak bisa membuatnya sulit bergaul atau bersosialisasi. Anak yang sering dimarahi mungkin menghindari pertemanan atau hubungan sosial dengan siapa pun, karena mereka takut dicela atau dihina oleh teman-temannya.

Ini artinya, anak akan sulit untuk memiliki hubungan pertemanan apalagi persahabatan yang lama. Padahal, menjalin pertemanan membawa banyak manfaat untuk kehidupan anak di masa depan, mulai dari meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi stres, hingga membuat anak percaya diri.



SUMBER : https://www.alodokter.com/jangan-sering-dimarahi-ini-dampak-yang-akan-terjadi-pada-anak