Boneka Nadia



 

Hari ini Nadia merasa sangat senang. Dihari ulang tahunnya kali ini, ayah memberiya sebuah boneka yang sudah lama diinginkannya. Sebuah boneka kucing dengan pita yang melingkar di lehernya.

“Terima kasih ayah.” Seru Nadia saat menerima boneka itu dari ayahnya.
Nadia langsung berlari menuju kamarnya sambil mengendong boneka itu.

Sesampainya di kamar, dia menuju kearah sebuah lemari di sudut kamar. Di dalam lemari itu, terdapat berbagai macam boneka yang disusun berderet. Boneka-boneka itu adalah boneka kesayagan Nadia.
Nadia mengeluarkan semua boneka itu dari lemari dan meletakkannya diatas tempat tidur. Kemudian boneka-boneka itu disusun berjejer membentuk lingkaran. Sekarang Nadia duduk ditengah-tengah lingkaran boneka sambil tetap mengendong boneka kucingnya.

“Hai teman-teman! Hari ini kita punya teman baru. Kucing ini namanya Cici. Mulai sekarang, dia akan menjadi bagian dari kalian.” Nadia berbicara pada boneka-bonekanya, seolah boneka-boneka itu memang hidup.

Nadia mendekatkan boneka kucingnya pada bonekanya yang lain, memperagakan seseorang yang sedang berkenalan. Saat Nadia sedang bermain, tiba-tiba muncul sebuah lubang bercahaya di hadapannya. Nadia sempat terkejut dengan kemunculan lubang itu, namun dalam sekejap dirinya sudah tersedot masuk kedalam lubang itu.

“Aww!” Nadia mengelus-elus pantatnya yang terjembab di atas rerumputan. Setelah menyadari keadaan di sekitarnya, ia segera berdiri untuk mencari tahu tentang tempat ini.

Nadia berjalan sambil memperhatikan sekitar. Di kanan dan kiri, banyak tumbuh bunga-bunga dan kupu-kupu yang berterbangan. Namun anehnya tanaman yang ada disini seperti tidak asli, tapi justru mirip dengan yang ada di film-film kartun.

“Kamu Nadia, kan?”
Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Nadia. Dirinya lantas menoleh kebelakang.

“Hey! Ka-kamu siapa?” Nadia terkejut melihat seekor beruang yang berdiri di belakangnya. Seingatnya beruang ini adalah salah satu boneka miliknya.
“Aku Bery, boneka beruangmu. Apa kamu lupa Nadia?” Boneka itu mengulurkan tangannya hendak memegang tangan Nadia.
“Kamu benar Bery, bonekaku?”
“Tentu. Mari kuajak kau berkeliling di kerajaan Dolline.”

Nadia mengelilingi kerajaan Dolline bersama Bery. Nadia akhirnya sadar, rakyat dari kerajaan Dolline ini adalah para boneka. Itulah mengapa lingkungan disini terlihat mirip dengan yang ada di film kartun.
Boneka yang ada disini merupakan boneka-boneka miliknya. Ia melihat Kiki boneka kelincinya dan Cici boneka kucingnya sedang bermain kejar-kejaran. Ia juga melihat Moki boneka monyetnya sedang memanjat pohon pisang. Ia melihat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh rakyat kerajaan Dolline
 

“Nadia apa kamu mau melihat jembatan pelangi?” Tanya Bery tiba-tiba.
“Apakah ada jembatan seperti itu? Hmm.. kalau begitu aku mau!”
Bery mengajak Nadia menemui Pinky. Boneka milik Nadia yang berbentuk kuda poni.
“Ayo, kuantar kalian melewati jembatan pelangi dan melihat air terjun.” Kata Pinky.

Nadia dan Bery menunggangi Pinky dan pergi ke jembatan pelangi. Jembatan itu berbentuk setegah lingkaran dan tampak berkilau terkena sinar matahari. Dibawahnya ada air terjun yang mengalir. Setelah menyeberangi jembatan Nadia bermain air bersama Bery dan Pinky. Mereka saling menciprati air dan bergurau.

“Bagaimana Nadia, apa kau senang?” Tanya Bery.
“Tentu aku sangat senang.”
“Baiklah sekarang waktunya kau pulang. Kau akan kembali ke kamarmu dan bermain bersama kami seperti yang kau lakukan tadi. Terima kasih karena selama ini kau selalu menjaga kami Nadia. Kami para boneka menyayangimu.”

Setelah Bery berbicara begitu, munculah lubang bercahaya seperti yang Nadia lihat di kamarnya tadi. Kemudian ia tersedot masuk kedalam lubang. Ketika ia sadar, ia sudah berada di kamarnya dengan dikelilingi boneka.
“Aku juga menyayangi kalian teman-teman.” Kata Nadia sambil menatap boneka-bonekanya.

Cerpen Karangan: Azka
Blog / Facebook: umi